0 Orang Bijak dan Kakek Miskin

Assalamualaikum wr.wb. :)

Kakek tua itu berjalan terbungkuk-bungkuk. Tongkat
besinya menyangga tubuh bungkuk itu supaya tidak jatuh.
Ujung tongkat besi itu runcing. Sengaja dibuat begitu agar
bisa menancap ke tanah sehinnga menjadi pegangan
yang kuat bagi si kakek tersebut.
Kakek tua itu sangat miskin. Ia menjumpai seorang ulama
bijak bernama Fazul Rabi. Ia akan mengadukan nasibnya
dan meminta pertolongan orang bijak tersebut.
Jareba gugup berhadapan dengan orang bijak terkenal,
kakek tua itu gemetar. Ujung tombaknya menusuk kaki
Fazul Rabi. Kaki Fazul Rabi terluka dan berdarah. Namun,
orang bijak itu diam saja, sama sekali tidak mengaduh.
Padahal, ia merasa sakit luar biasa. Wajahnya sampai
pucat menahan sakit yang bukan alang kepalang.
Fazul Rabi tetap menahan sakitnya sampai kakek itu
selesai mengadu. Bahkan, sampai Fazul Rabi memberi
nasihat kepada kakek itu dan menyerahkan sumbangan.
Murid-murid Fazul Rabi heran melihat guru mereka begitu.
*Apakah Fazul Rabi tidak merasa sakit tertusuk tongkat besi itu?
"Apa Guru tidak merasa sakit?" tanya seorang murid.
"Tentu saja sakit sekali. Tidak ada manusia yang tidak
 merasa sakit ditusuk tongkat besi itu," kata Fazul Rabi.
"Lalu mengapa Guru diam saja?"
"Aku tidak ingin kakek tua itu tahu bahwa aku kesakitan."
"Mengapa begitu, Guru?"
"Kalau ia tahu, mungkin ia akan mengurungkan niatnya untuk
mengadukan nasibnya dan meminta bantuanku."
"Mengapa gGuru tidak mengingatkan kakek itu bahwa
ujung tongkat besinya melukai kaki Guru?"
"Orang tua yang miskin itu sudah menanggung beban hidup
yang sangat berat. Aku tidak akan menambah bebannya
 dengan perasaan bersalah karena melukai kakiku.
Karena itu, aku diam saja. Biarlah ia tetap tidak tahu bahwa
ia telah melukai kakiku."
Para murid terkagum-kagum pada kebijaksanaan Fazul Rabi.
Seandainya kakek tua itu tahu, ia akan menanggung beban
rasa bersalah. Padahal, beban hidupnya sendiri sudah sangat berat.

Sekian
Smg Kita bsa meneladani sikap Orang Bijak tsb. Amin ;)
Waalaikumsalam wr.wb ..